Sorosutan Memaksimalkan Penyelesaian Sampah

UMBULHARJO- Pemerintah Kelurahan Sorosutan Kemantren Umbulharjo Kota Jogja menggodok program pengelolaan sampah dari hulu ke hilir. Persoalan sampah yang berlarut di Kota Jogja karena Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang kerap overload, dinilai mesti disikapi serius dengan pencanangan program penyelesaian sampah ditingkat Kelurahan saja.

 Lurah Sorosutan, Muhammad Zulazmi mengatakan sampah di wilayahnya bisa mencapai sekira 15 ton setiap hari. Dengan jumlah penduduk sebanyak 15.820 jiwa dari 18 RW dengan 70 RT diwilayah itu, maka pengelolaan sampah terpadu ditingkat kelurahan mesti dioptimalkan.

            “Permasalahannya memang besar tetapi potensinya juga besar, artinya dengan jumlah penduduk yang segitu sampah yang bisa dikelola juga besar. Makanya kami tengah menggodok program pengelolaan untuk sampah organik dan juga anorganik, “ katanya, Senin (21/2)

Zulazmi, menambahkan saat ini tempat pembuangan sampah (TPS) yang ada diwilayahnya hanya ada dua.

Setiap hari sedikitnya ada dua truk mobil pengangkut sampah yang membersihkan TPS untuk diangkut ke TPST Piyungan. Sebagian besar terdiri dari sampah organik sedang sisanya merupakan campuran.

“Memang 70 persen sampahnya disini itu rumah tangga dan selama ini kan hanya dibuang saja dan tidak diolah. Padahal bisa diolah jadi kompos lewat lobang biopori untuk diolah dan sianya baru dibuang ke TPS,” ungkap dia.

Sementara, untuk pengelolaan sampah anorganik pihaknya akan melibatkan bank sampah ditingkat Kelurahan yang saat ini telah berjumlah 19. Nantinya bank sampah akan berperan untuk memilih dan memilah sejumlah sampah yang sekiranya bisa dikreasikan untuk dijadikan produk baru.

            “Kan bisa jadi kerajinan atau diolah jadi bahan setengah jadi dan lainnya. Sehingga yang kita kirim ke TPA atau TPS itu yang memang sudah benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi,” ungkapnya.

            Pihaknya menargetkan agar program pengelolaan ini bisa diwujudkan dalam waktu dekat. Nantinya, sistem pengumpulan akan dilakukan dari rumah ke rumah minimal per 10 rumah, agar lebih terpadu.

            “Sudah dibuat percontohannya, tapi akan kami lihat kedepan seperti apa dan perlahan lahan akan diperbaiki sambil jalan,” kata Zul azmi.

 

Harian Jogja 24 Februari 2022 ; Rubrik : Jogjakarya

https://kliping.jogjakota.go.id/frontend/detail/62471